Lomba Musik Angklung Padaeng

Lomba Musik Angklung Padaeng (LMAP) merupakan kolaborasi antara UPT Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan UKM Keluarga Besar Bumi Siliwangi (KABUMI). Perlombaan berlangsung selama dua hari, yaitu pada Sabtu dan Minggu (22-23/2/2025). Lomba diselenggarakan di Gedung Achmad Sanusi (BPU) Kampus UPI Jl. Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Tahun ini merupakan tahun ketiga belas LMAP diselenggarakan dengan mengusung tema “Cinta Bumi Nusantara”. Tema ini diambil sebagai harapan bahwa angklung bisa menjadi media yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan dan berbagai latar belakang. LMAP menjadi salah satu tempat untuk menjaga keutuhan nasionalisme yang dirasa perlu diperkuat untuk menghadapi kuatnya pengaruh globalisasi dan perkembangan zaman. Rasa kebersamaan dan rasa cinta tanah air dikemas melalui vibrasi nada alat musik tradisional Jawa Barat. Ada harapan yang tersirat di dalamnya bahwa siapapun kita, sebagai warga negara kita memiliki satu kepemilikan yang sama yakni Indonesia.

Kegiatan ini diselenggarakan terpusat di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sasaran peserta dalam Lomba Musik Angklung Padaeng XIII, yaitu TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi atau Umum tingkat Nasional. Undangan dikirim ke sekolah-sekolah yang memiliki grup angklung se-Indonesia, selain peserta yang mendapatkan undangan berdasarkan list LMAP tahun sebelumnya, banyak juga bakal calon peserta baru yang tertarik dengan LMAP. Lomba ini akan menghasilkan sebanyak 33 kategori pemenang.

Kepala UPT Kebudayaan UPI Dr. Ayo Sunaryo, M.Pd., menjelaskan bahwa maksud dan tujuan dari kegiatan “Lomba Musik Angklung Padaeng yang ke- XIII Tahun 2025” ini adalah untuk memperkenalkan angklung tradisional kepada generasi muda, namun untuk diketahui bahwa saat ini angklung sudah sangat modern, telah terjadi penciptaan dan inovasi baru terhadap alat-alat angklung.

“Lomba musik angklung ini terwujud atas kerja sama dengan seluruh komunitas yang ada di seluruh Indonesia. Tercatat sebanyak 52 tim dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti perlombaan ini,” ungkapnya.

Sejatinya, lomba musik Angklung Padaeng ini bertujuan untuk membina silaturahim diantara pelatih angklung. Dikatakannya,”UPI menjadi inisiator dan tempat berkumpulnya para penggiat angklung dari seluruh Indonesia untuk menyampaikan ekspresinya melalui angklung. Lomba musik angklung ini juga merupakan salah satu komitmen UPI untuk membina dan mengembangkan seni tradisional yang ada di Indonesia.”

Ditegaskannya,”Kegiatan ini merupakan kegiatan komunal atau pentahelix collaboration dimana di dalamnya terdapat peran pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media, sehingga keberadaan lomba musik angklung ini terus berkelanjutan menjadi sebuah festival.”

Sementara itu, menurut Lurah KABUMI UPI Periode 2024-2025 Raudhatul Ghina S, diungkapkan bahwa Keluarga Besar Bumi Siliwangi menilai tujuan utama dari penyelenggaraan Lomba Musik Angklung Padaeng adalah untuk melestarikan nilai-nilai yang terdapat di dalam angklung, dimana angklung telah diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.

Dijelaskannya,”Tercatat ada 52 tim dari berbagai jenjang, mulai dari TK hingga perguruan tinggi yang mengikuti lomba ini. Rinciannya adalah jenjang TK 11 tim, SD 14 tim, SMP 11 tim, SMA 10 tim, kemudian Perguruang Tinggi dan Umum 6 tim. Sementara itu untuk dirigen atau konduktor dan vocalist menjadi bahan penilaian juga.”

Sebagaimana diketahui, lanjutnya, bahwa seni budaya termasuk angklung  adalah bagian dari soft diplomacy, dan angklung bukan sekedar Sunda, Indonesia, tapi sudah mendunia. Insya Allah menjadi kebaikan jalan kebaikan tentu saja harus kita dukung, karena dengan angklung salah satunya Indonesia dikenal bisa menjadi  pemersatu untuk seluruh kepentingan dunia